Sabtu, 26 Maret 2011

Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi

                                                  Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi

Nutrition Epidemiologi                                                                                                                                     

            Pengertian secara umum tentang Patogenesis adalah perkembangan atau evolusi terjadinya penyakit dalam lingkungan tertentu, yang dalam tulisan  ini  adalah patogensis penyakit defisiensi gizi, merupakan bagian dari  masalah gizi,  ketidak seimbangan antara intake (makanan yang dimakan) dan kebutuhan gizi tubuh adalah masalah gizi. Defisiensi gizi terjadi jika zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi mengalami defisiensi atau kekurangan, bila ini terjadi secara bertahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh  akan mengalami kematian. Jika sebaliknya, terjadi kelebihan gizi, zat-zat gizi makanan yang dikonsumsi mengalami kelebihan maka secara bertahap pula akan mengalami proses toksisitas (over) dan selanjutnya secara bertahap  sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh  akan mengalami kematian (lihat gambar diatas). Ketidak seimbangan antara intake dan kebutuhan tubuh yaitu  ketidak seimbangan zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat yang diperlukan seseorang sehari yang dapat menimbulkan gejala kekurangan/kelebihan akan zat makanan tersebut. Ketidak kesimbangan ini selalu berada dalam suatu lingkungan tertentu, artinya lingkungan juga dapat mempengaruhi ketidak seimbangan  antara intake dan kebutuhan gizi tubuh. Misalnya  lingkungan dimana terjadi gagal panen padi, disini tentunya ketersediaan pangan akan berkurang sampai  ketingkat konsumsi dan akhirnya akan terjadi kekurangan gizi.
Secara keseluruhan patogenesis penyakit defisiensi gizi adalah perkembangan  proses interaksi antara seseorang, dengan penyebab defisiensi gizi (zat-zat gizi makanan yaitu KH, protein, Lemak, vitamin, mineral dan air)  serta dengan  lingkungan dimana seseorang dan zat-zat gizi berada. Proses ini akan mengakibatkan sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh  secara bertahap akan mengalami gangguan dan dapat berakhir dengan kematian

Konsep Alamiah Terjadinya Masalah Gizi

(Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi)

Pada gambar di bawah ini yaitu gambar riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (penyakit defisiensi gizi), yang telah dibuat oleh ahli epidemiologi gizi, gambar ini dapat menunjukkan perkembangan patogenesis penyakit defisiensi gizi.
Riwayat Alamia defisiensi gizi
              Riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (defisiensi gizi), dimulai dari tahap prepatogenesis yaitu proses interaksi antara penjamu (host=manusia), dengan penyebab (agent=zat-zat gizi) serta lingkungan (environment). Pada tahap ini terjadi keseimbangan antara ketiga komponen yaitu tubuh manusia, zat gizi dan lingkungan dimana manusia dan zat-zat gizi makanan berada (konsep : John Gordon). Ada 4 kemungkinan  terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi. Pertama : makanan yang dikonsumsi kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.  Kedua:  Peningkatan kepekaan host terhadap kebutuhan gizi mis : kebutuhan yang meningkat karena sakit. Ketiga: Pergeseran lingkungan yang memungkinkan kekurangan pangan, misalnya misalnya gagal panen. Keempat: Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host mis : kepadatan penduduk di daerah kumuh
Catatan : HOST (pejamu) : Manusia atau makhluk  hidup lainnya yang menjadi tempat proses alamiah perkembangan penyakit defisiensi gizi. AGENT (penyebab): Zat-zat gizi  yang terdapat dalam makanan yang dapat menyebabkan suatu penyakit defisiensi gizi. ENVIRONMENT (lingkungan): Semua faktor luar dari individu (manusia)

                    Bila salah satu kemungkinan terjadinya patogensis penyakit defisiensi gizi tersebut diatas, maka tahap pertama yang terjadi adalah “simpanan berkurang” yaitu zat-zat gizi dalam tubuh terutama simpanan dalam bentuk lemak termasuk unsur-unsur biokatalisnya akan menggantikan kebutuhan energi  dari Karbohidart  yang kurang, bila terus terjadi maka “Simpanan Habis” yaitu titik kritis, tubuh akan menyesuaikan dua kemungkinan  yaitu menunggu asupan gizi yang memadai atau menggunakan protein tubuh untuk keperluan energi.  Bila menggunakan protein tubuh maka “perubahan faal dan metabolik” akan terjadi. Pada tahap awal akan terlihat seseorang “ Tidak Sakit dan Tidak Sehat” sebagai batas klinis terjadinya penyakit defisiensi gizi, bukan saja terjadi pada zat gizi penghasil energi tetapi juga  vitamin mineral dan  air termasuk serat.
Prinsipnya terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi, seperti terlihat pada gambar prinsip monitoring gizi di bawah ini
Monitoring Gizi
          Zat gizi dipergunakan oleh sel tubuh untuk dipergunakan berbebagai aktifitas, bila zat gizi kurang maka sel tubuh akan mengambil cadangan zat gizi (depot), bila zat gizi yang dikonsumsi berlebihan maka akan disimpan dalam tubuh.  Bila depot simpanan habis dan konsumsi zat gizi kurang maka akan terjadi proses biokimia untuk mengubah unsur-unsur  pengaangun strutuk tubuh, ini artinya telah terjadi  gangguan biokimia tubuh misalnya saja kadar Hb dan serum yang turun. Bila terus berlanjut maka terjadi gangguan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Bila tidak segera diatasi dengan konsumsi gizi yang adekuat maka secara anatomi  sel-sel, jaringan dan organ tubuh akan terlihat mengalami kerusakan misalnya saja pada penyakit defisiensi gizi kwashirkor dan marasmus. Gangguan anatomi dengan kerusakan jaringan yang parah  dapat berakhir dengan kematian.
Sebagai pembanding proses terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi, dibawah ini diliperlihatkan bagan riwayat alamiah terjadi penyakit.
Bagan Alamiah terjadi penyakit
           Pada masa prepatogenesis bibit penyakit belum mamasuki penjamu, namun demikian telah ada interaksi antara penjamu, bibit penjakit dan lingkungan, jika penjamu tidak dalam keadaan baik, maka kondisi kesehatan menurun sehinga ada kemungkinan bibit penyakit masuk kedalam tubuh.
Bila bibit penyakit telah masuk dalam tubuh, maka tahapan patogenesis  dengan gejala yang terlihat dan gejala yang tidak terlihat (horizon klinis). Dimulai  dengan masa inkubasi yaitu mulai masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan timbulnya gejala atau tanda sakit. Bila sudah muncul gejala maka masa penyakit dini yaitu mulai munculnya gejala penyakit, dengan sifat penyakit masih ringan. Selanjutnya bila tidak segera diatasi maka masa penyakit lanjut akan muncul yaitu penderita tidak dapat melakukan aktivitas, dan memerlukan perawatan. Dan yang terakhir adalah masa penyakit berakhir yaitu dapat sembuh sempurna atau sembuh dengan cacat, dapat juga Carrier, Kronis dan meninggal dunia

Penerapan patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi


           Penerapan patogenesis penyakit defisiensi gizi dalam upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi akan lebih mudah lagi difahami jika diterapkan dalam konsep “pohon masalah” yang dapat memperlihatkan penyebab langsung, tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah. Seperti diperlihatkan dibawah ini ( Konsep Masalah Gizi menurut Unicef). Masalah gizi dalam tahapan penyebab langsung disebabkan oleh  konsumsi zat gizi  (yang rendah), pada pendekatan patogenesis dinyatakan sebagai Agent dan adanya penyakit infeksi dinyatakan sebagai host. Kedua penyebab langsung ini juga saling berinteraksi memperparah terjadinya masalah gizi.
Pohon masalah gizi


           Dengan di diketahui penyebab langsung. Maka selanjutnya Penyebab tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah akan dengan mudah dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi.
Mempelajari konsep patogenesis (penyakit defisiensi gizi), sekaligus juga akan akan terurai upaya-upaya pencegahan sesuai dengan tahapan patogenesis yang terjadi. Leavell and Clark 1958,  yang telah menjabarkan lima tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi, seperti yang diperlihatkan pada gambar Five Level of Prevention.
Lima tingkatan (tahapan) pencegahan itu adalah Pertama; Promosi Kesehatan (Health Promotion), penyusunan Standar Kebutuhan Gizi yang di Anjurkan, atau pedoman penerapan gizi seimbang – yang dulu lebih dikenal dengan 4 sehat 5 sempurna—  merupakan bagian dari promosi kesehatan. Kedua ; Perlindungan Khusus (specific Protektion) , pemberian zat gizi tertentu  misalnya saja Pemberian vitamin A pada anak balita dua kali dalam setahun untuk melindungi anak dari kebutahan, merupakan salah satu upaya  dalam tahapan perlindungan khusus ini.  Tahap pertama dan Kedua ini pencegahan yang berada pada periode prepatogenesis.
Pencegahan yang berada pada periode patogenesis yaitu tahapan atau tingkat ke Ketiga; Diagnosa Dini dan Pengobatan yang tepat (Early Diagnosis and Prompt Treatment), sekrening survei berat badan dibawah garis merah pada KMS balita untuk penentukan anak balita yang benar-benar menderita gizi kurang dan anak balita yang benar-benar tidak menderita gizi kurang adalah salah satu contoh dari tahapan ini. Kempat; Mengurangi Kelemahan (Disability Limitation). Pemberian diet  sebagai bagian dari proses penyembuhan penyakit merupakan bagian dari tahapan ini. Dan tahapan yang terakhir adalah Tingkatan Kelima; Rehabilitasi, Pemberian makanan yang disesuaikan dengan keadaan pasien merupakan bagian dari tahapan ini.

Leavell and Clark juga mengelompokan lima tingkatan pencegahan dalam tiga kelompok pencegahan promosi kesehatan dan perlindungan khusus sebagai pencegahan tingkat pertama (primer), diagnosa dini dan pengobatan yang tepat sebagai pencegahan  tingkat kedua (sekunder), dan pengurangi kecatatan dan rehabilitasi  sebagai pencegahan  tingkat tiga (tertiary).

Kesimpulan

          Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi adalah perkembangan atau tahapan  terjadinya masalah gizi  baik dalam bentuk defisiensi gizi maupun over  gizi. Dengan  menggunakan konsep alamiah terjadinya penyakit,  kemudian diterapkan dalam konsep alamiah terjadinya masalah gizi, khususnya yang berhubungan dengan defisiensi gizi, maka patogenesis Riwayat Alamiah Terjadinya Penyakit Defisiensi Gizi dapat terpetakan, dan  merupakan pintu masuk untuk lebih memahami secara mendalam tentang zat-zat gizi yang mengalami defisiensi. Penerapannya dapat menggunakan konsep “pohon masalah” yang dapat memperlihatkan penyebab langsung, tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah.  Disamping itu juga upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lima tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi.
                                                       13 PESAN GIZI SEIMBANG








Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaat untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk untuk kesehatan. Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal.

Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil, menyusui.

Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraiakan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelembahan tertentu. Bebarapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang vitamin A.

Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan.

Keterangan di atas juga berada saling ketergantungan antar zat gizi. Misalnya penyerapan yang optimum dari masukan vitamin A memerlukan kehadiran lemak sebagai pelarut dan menyangkut vitamin A ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, apabila cadangan mangan (Mn) di dalam tubuh kurang, maka vitamin A juga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal. Contoh lain, diperlukan vitamin C yang cukup dlam makanan untuk meningkatkan penyerapan zat besi (Fe).
Pada masa lampau, susu seringkali mendapat pujian, karena bernilai gizi tinggi. Disisi lain makanan lain dinilai rendah karena kurang bergizi. Sesuai konsep keterkaitan antar zat gizi, sudah saatnya penilaian kualitas makanan yang didasarkan pada pengagungan terhadap kandungan zat gizi makanan-makanan tertentu mulai ditinggalkan. Kini saatnya memasyarakatkan adanya ketergantungan antar zat gizi atau antar bebagai jenis makanan. Setiap jenis makanan memiliki peranan masingmasing dalam menyeimbangkan masukan zat gizi sehari-hari.

Peranan berbagai kelompok bahan makanan secara jelas tergambar dalam logi gizi seimbang yang berbentuk kerucut (Tumpeng). Dalam lgo tersebu bahan makanan ikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dalam ilmu gizi dipopulerkan engan istilah “Tri Guna Makanan”.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepungtepungan yang digambarkan di dasar kerucut. Kedua, sumber zat pengatur yaitu ayuran dan buah-buah digambarkan pada bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat embangun, yaiut kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan ada bagian atas kerucut.

Keseimbangan gizi diperoleh apabila hidangan sehari-hari terdiri dari sekaligus tiga kelompok bahan makanan, yaitu kelompok karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Dari setiap kelompok dipilih satu atau jenis bahan makanan.

Upaya menanggulangi masalah gizi ganda, yakni “gizi kurang” dan “gizi lebih”, adalah membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi ang seimbang.
Untuk maksud tersebut, ada 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.

PESAN 1
MAKANLAH ANEKA RAGAM MAKANAN
Tidak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan; kecuali bayi umur 0 – 4 bulan yang cukup mengkonsumsi hanya Air Susu Ibu (ASI) saja.
PESAN 2
MAKANLAH MAKANAN UNTUK MEMENUHI KECUKUPAN ENERGI
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolah raga, berekreasi, kegiatan sosial dan kegiatan yang lain. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal.

Cara mengetahui pertumbuhan berat badan balita dan usia sekolah dapat menggunakan KMS, sedangkan untuk mengontrol BB usia lanjut dapat menggunakan KMS usila dan orang dewasa dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus sbb:

           Berat Badan (kg)
IMT =  ----------------------------------------------
           Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Dari rumus tersebut disimpulakan batas ambang IMT untuk Indonesia, seperti di bawah ini:
Kategori : IMT
  • Kurus Kekurangan BB tingkat berat : < 17.0
  • Kekurangan BB tingkat ringan : 17.0 – 18.5
  • Normal : 18.5 – 25.0
  • Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan : > 25.0 – 27.0
  • Kelebihan BB tingkat berat : > 27.0
PESAN 3
MAKANLAH MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT SETENGAH DARI KEBUTUHAN ENERGI
Terdapat dua kelompok karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana.
Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang); dan makanan lainnya seperti tepung, sagu, dan pisang. Sedangkan gula sebagai karbohidrat sederhana, tidak mengandung zat gizi lain. Konsumsi gula yang berlebih dapat mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain.
PESAN 4
BATASI KONSUMSI LEMAK DAN MINYAK SAMPAI SEPEREMPAT DARI KECUKUPAN ENERGI
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dan minyak yang paling sedikit 10% dari kebutuhan energi.
Seyogyanya menggunakan lemak dan minyak nabati, karena minyak nabati mudah dicerna oleh tubuh.
Jika seseorang mengkonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain. Akibatnya, kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi. Dianjurkan, konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak lbih dari 25% dari kebutuhan energi

PESAN 5
GUNAKAN GARAM BERYODIUM
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm.
Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua garm yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAJY) di Indonesia.

PESAN 6
MAKANLAH MAKANAN SUMBER ZAT BESI
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal dengan masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
PESAN 7
BERIKAN ASI SAJA PADA BAYI SAMPAI 4 BULAN DAN TAMBAHKAN MP – ASI SESUDAHNYA
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena gizi, aspek kekebalan asapek kejiwaan, berupa jalinan kasih sayang yang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak.
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus diberikan kepada bayi sesegera mungkin setelah dilahirkan (dalam waktu 30 menit setelah lahir), karena daya isap bayi pada saat itu paling kuat untuk merangsang produksi ASI selanjutnya.

Pada usia 0-4 bulan, bayi hanya diberi ASI saja (pemberian ASI Eksklusif), karena produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat.
Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan berkurangnya jumlah sel-sel otak bayi sebanyak 15-20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya.

PESAN 8
BIASAKAN MAKAN PAGI
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.

Di Perancis, ada penelitian bahwa banyaknya jumlah kecelakaan lalu lintas di jalan raya terjadi akibat pengemudi yang tidak sarapan.

PESAN 9
MINUMLAH AIR BERSIH YANG AMAN DAN CUKUP JUMLAHNYA
Air minum harus bersih dan aman. Aman berarti bersih dan bebas kuman. Untuk mendapatkannya, air minum harus dididihkan terlebih dahulu.
Fungsi air dalam tubuh adalah :
  • melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh.
  • mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh.
  • mengatur suhu tubuh.
  • melancarkan dalam proses buang air besar dan kecil.
Untuk memenuhi fungsi tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi orang dewasa, terutama air minum, sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan delapan gelas setiap hari. Selain itu, mengonsumsi cukup cairan dapat mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, dan dapat menurunkan risiko penyakit batu ginjal.

PESAN 10
LAKUKAN AKTIVITAS FISIK SECARA TERATUR
Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi setiap orang. Karena dapat meningkatkan kebukaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuan.
Seseorang yang sehat dapat melakukan aktvitas fisik setiap hari tanpa kelelahan yang berarti.

PESAN 11
HINDARI MINUM MINUMAN BERAKOHOL
Seseorang yang minum-minuman beralkohol akan sering buang air kecil sehingga menimbulkan rasa haus. Orang ini akan mengatasai rasa hausnya dengan minum minuman beralkohol lagi. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain.

PESAN 12
MAKANLAH MAKANAN YANG AMAN BAGI KESEHATAN
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang makanan harus juga layak konsumsi, sehingga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
Makanan yang tidak bertentangan dengan keyakinan atau norma agama dikenal dengan istilah “halal”.

PESAN 13
BACALAH LABEL PADA MAKANAN YANG DIKEMAS
Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan-bahanyang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain.
Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan mengggunakan makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsum

KESEHATAN GIZI

                                                KESEHATAN GIZI

1. TINGKAT - TINGKAT KONSUMSI
     Tingkat Konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan
2. TINGKAT - TINGKAT KESEHATAN GIZI 
     Berhubungan dengan : tingkat konsumsi baik (adekuat) maka tingkat kesehatan gizi normal (ideal)
     sedangkan jika dalam keadaan gizi lebih maka ada 2 tingkat kesehatan yaitu gemuk
     (over weight) dan obesitas.
3. PENYAKIT - PENYAKIT GIZI
    a. Penyakit Gizi Kurang
        KKP (Kurang Kalori Protein),Busung Lapar,marasmus dan kwashikor.
        KVA (Kurang Vitamin A),Golongan Rawan Balita,Ibu Hamil,dan Ibu Menyusui
        Anemia (Kurang Darah) => kecelakaan,cacing tambang,menstruasi.
        Kurang Iodium => gondok
    b.Penyakit Gizi Lebih
       Kelebihan BB => DM,Jantung Koroner,Obesitas,dll
4. PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
    a. Pengertian
        Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah perilaku konsumsi makanan yang menjamin
        settiap individu (keluarga,masyarakat, dan bangsa) mencapai keseimbangan gizi, sehingga dapat
        hidup sehat, cerdas, dan produktif.
        Prof. Soekirman, PhD, PUGS ini adalah penggembangan dan penyempurnaan 4 sehat 5 sempurna
        yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi gizi dan masalahnya,
       kecenderungan adanya perubahan pola makan yang ada di tanah air, bahkan daerah - daerah.
   b. Kegunaan
       PUGS dipergunakan sebagai alasan utama kegiatan penyuluhan gizi (komponen utama
       program perbaikan guzi) sehingga kegiatan penyuluhan, bisa dalaksanakan lebih terarah dan
      dapat dicapai dasar gizi seimbang.
  c. Uraian 13 Pesan dasar Gizi Seimbang
     (1) Makanlah Aneka Ragam Makanan, (2) Makanlah Makanan Untuk memenuhi kecukupan energi, (3)
     Makanlah makanan sumber KH, 1/2 dari kebutuhan Energi, (5) Gunakan Garam Beriodium,
     6) Makanlah makanan sumber zat besi, (7) Berikan ASI pada bayi sampai  umur 4 bulan, (8) Biasakan
     makan pagi, (9) Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya, (10) Olahraga teratur,
    (11) Hindari minum alkohol, (12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, (13) Bacalah
     label makanan yang dikemas.